Heboh di TikTok! Challenge ‘No Mirror Makeup’ Jadi Fenomena Baru di Kalangan Gen Z

Heboh di TikTok! Challenge ‘No Mirror Makeup’ Jadi Fenomena Baru di Kalangan Gen Z

LIGA335 – Platform TikTok kembali diramaikan oleh sebuah tren unik yang sedang viral di kalangan Gen Z — challenge “No Mirror Makeup”. Tantangan ini menantang para pengguna untuk merias wajah tanpa bantuan cermin sama sekali, lalu memperlihatkan hasil akhirnya di kamera. Hasilnya? Banyak yang gagal total, tapi justru itulah yang membuat konten ini menghibur sekaligus relatable bagi jutaan pengguna TikTok di seluruh dunia.

Asal-Usul Challenge ‘No Mirror Makeup’

Challenge ini pertama kali muncul dari salah satu kreator kecantikan asal Korea Selatan yang mengunggah video makeup tanpa cermin pada awal Oktober 2025. Dalam waktu singkat, video tersebut ditonton lebih dari 20 juta kali, memicu ribuan kreator lain dari berbagai negara untuk ikut mencoba.
Di Indonesia sendiri, sejumlah beauty influencer ternama seperti Tasya Farasya dan Rachel Goddard ikut meramaikan tren ini, membuat tantangan ini semakin populer di kalangan pengguna lokal.

Kenapa Bisa Viral?

Ada beberapa alasan mengapa challenge ini begitu cepat viral:

  1. Lucu dan autentik – ekspresi jujur saat hasil makeup “melenceng” bikin penonton tertawa.

  2. Bebas dari standar kecantikan sempurna – Gen Z menyukai keaslian dan spontanitas.

  3. Interaktif dan mudah dilakukan – siapa pun bisa mencoba di rumah hanya dengan kamera ponsel.

Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana generasi muda kini lebih menghargai kejujuran dan keseruan, bukan hanya tampilan sempurna di media sosial.

Dampak di Dunia Kecantikan

Menariknya, tren “No Mirror Makeup” juga membawa perubahan kecil di industri kecantikan. Banyak brand kosmetik mulai ikut memanfaatkan tren ini dengan kampanye promosi bertema natural look dan self-acceptance.
Beberapa merek lokal bahkan mengadakan kompetisi berhadiah bagi pengguna yang ikut challenge ini dengan produk mereka.

Konten Viral = Komunitas Positif

Meski terkesan sederhana, tren ini berhasil membangun komunitas positif di TikTok. Banyak pengguna saling memberi pujian dan dukungan di kolom komentar, tanpa body shaming atau komentar negatif.
Hal ini menjadi bukti bahwa media sosial masih bisa menjadi ruang aman untuk berekspresi dan bersenang-senang tanpa tekanan.

sumber: theoxfordstore.com