Jakarta – Industri perbankan digital di Indonesia epictoto kembali mencatat capaian gemilang. PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil menembus angka 17 juta nasabah hingga pertengahan 2025. Tidak hanya itu, perusahaan juga melaporkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 51% secara tahunan, menjadi salah satu indikator kuat bahwa layanan bank digital semakin diterima oleh masyarakat luas.
Lonjakan Jumlah Nasabah
Sejak melakukan transformasi menjadi bank digital, Bank Jago terus mengembangkan ekosistem layanan keuangan yang mudah, cepat, dan terintegrasi dengan berbagai aplikasi populer. Strategi ini terbukti efektif, terlihat dari jumlah nasabah yang melonjak signifikan.
Dari data laporan kinerja, Bank Jago telah berhasil menarik jutaan pengguna baru hanya dalam setahun terakhir. Pertumbuhan ini tidak lepas dari kolaborasi dengan ekosistem digital besar, termasuk platform e-commerce, ride-hailing, hingga fintech pembayaran.
CEO Bank Jago menyampaikan, capaian 17 juta nasabah merupakan bukti nyata bahwa masyarakat semakin percaya terhadap layanan digital banking. “Kami berkomitmen menghadirkan pengalaman perbankan yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat, mulai dari tabungan, transaksi, hingga investasi,” ujarnya.
baca juga: patah-hati-jennifer-coppen-bali-banjir-pastikan-keluarga-aman
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 51%
Selain pertumbuhan jumlah pengguna, kinerja dana pihak ketiga juga mencatatkan perkembangan luar biasa. Hingga kuartal II 2025, DPK Bank Jago tumbuh 51% year on year (YoY). Lonjakan ini menegaskan bahwa nasabah bukan hanya membuka rekening untuk kebutuhan transaksi, tetapi juga mempercayakan simpanannya di Bank Jago.
Pertumbuhan DPK menjadi penting karena mencerminkan kepercayaan publik terhadap stabilitas dan keamanan perbankan. Dengan likuiditas yang semakin kuat, Bank Jago memiliki ruang lebih luas untuk menyalurkan kredit, memperbesar layanan keuangan, sekaligus memperkuat peran dalam mendukung inklusi keuangan nasional.
Strategi Ekspansi Digital
Ada beberapa strategi yang membuat Bank Jago terus tumbuh pesat, di antaranya:
-
Kolaborasi ekosistem
Bank Jago tidak berdiri sendiri, tetapi menjalin integrasi dengan berbagai aplikasi populer seperti Gojek, Tokopedia, dan platform keuangan lainnya. Hal ini memudahkan pengguna untuk membuka rekening, mengatur keuangan, hingga melakukan investasi tanpa harus keluar dari aplikasi yang mereka gunakan sehari-hari. -
Produk inovatif
Bank Jago menghadirkan produk tabungan dengan fitur kantong digital (pockets) yang memungkinkan pengguna memisahkan kebutuhan finansial mereka dengan lebih fleksibel. Selain itu, ada pula layanan deposito, paylater, hingga pembiayaan UMKM. -
Teknologi keamanan
Dengan semakin banyaknya pengguna, keamanan data dan transaksi menjadi prioritas utama. Bank Jago terus memperkuat sistem keamanan digital agar nasabah merasa aman menyimpan dana dan bertransaksi secara online.
Peran dalam Inklusi Keuangan
Pencapaian Bank Jago juga sejalan dengan agenda pemerintah dalam memperluas inklusi keuangan. Dengan layanan berbasis digital, jutaan masyarakat yang sebelumnya belum tersentuh layanan perbankan (unbanked) kini dapat dengan mudah memiliki rekening.
Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat inklusi keuangan Indonesia pada 2024 sudah mencapai 87,5%, namun masih ada ruang untuk bertumbuh. Kehadiran bank digital seperti Bank Jago menjadi kunci dalam mempercepat pencapaian target inklusi keuangan nasional.
Prospek ke Depan
Melihat tren pertumbuhan yang pesat, analis memperkirakan Bank Jago masih akan terus mencatatkan peningkatan jumlah nasabah dan DPK di tahun-tahun berikutnya. Apalagi, perilaku masyarakat yang semakin terbiasa dengan layanan digital memberi peluang besar bagi bank-bank berbasis teknologi untuk menjadi pemimpin di pasar.
Ke depan, Bank Jago juga dirumorkan akan memperluas lini bisnis ke layanan wealth management digital serta pembiayaan berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi dan personalisasi layanan.
sumber artikel: www.theoxfordstore.com